Cerpen Tontowi / Lilyana

oleh Sri Lestari


“ayo Na cepet sedikit, kan bentar lagi istirahatnya udahan” ucap seorang laki-laki yang menggandeng tangan Liliyana sambil melewati beberapa siswa yang berada di koridor kelas
“iyah ka, harus cepetan nih soalnya habis ini di kelasnya pelajaran fisika, bisa mati kalau masuk kelasnya telat” jelas Liliyana panjang lebar, sambil menepuk jidatnya dengan tangan kanannya
Tontowi POV
Genggaman tangan itu? Kenapa harus ka Hendra yang menggengggam tangannya? Aku terus saja memperhatikan tingkah keduanya
“woy!!!, jangan ngelamun dong. Mentang-mentang tadi abis ulangan matematika Lo jadi setres gini Wii” ucap Ahsan mengagetkan, dan sekaligus menyadarkan Owii dari pengamatannya (?)
“ahaha Lo ngagetin ajah San, ngga lah matematika gitu ajah ko sampe bikin gue setres ngga bakalan San” jawab Owii dengan banggannya.
“wuuu! Pede amat Lo bro, bukannya dari kelas X tiap ulangan matematika Lo ngga pernah terlepas dari remedial, ahaha” sindir Ahsan
“hihihi Ko lo masih hafal ajah San, wuiisshh salut Gue sama Lo San” Owii hanya nyengir kuda :D
“ahaha iyah lah gimana Gue ngga hafal, siapa sih ketua ekskul futsal yang 9 kali remedial matematika ngga tuntas-tuntas” jelas Ahsan sambil terbahak-bahak “ahaha iyah juga yah San, eiistt tapi Gue ngga oon-oon amat kaya Lo San, seenggaknya Gue masih masih masuk peringkat 3 besar di kelas” ucap Owii membela diri “ahaha tapi nilai matematika Lo itu patut dipertanyakan Wii, masa iyah nilainya di raport ngepas KKM mulu” ejek Ahsan “ahaha Cuma matematika doang juga San yang lainnya diatas 88 semua juga” Owii masih tak mau mengalah “nah makadari itu bro, mending Lo minta ajarin sama itu master matematika sekolah kita deh, biar sekalian curi-curi pandang juga” ledek Ahsan

Author POV
Tontowi Ahmad, kemampuan di pelajaran dan juga di bidang olahraganya memang udah ngga usah diraguin lagi, semua nilai-nilanya jauh mengungguli teman-temannya, namun satu mata pelajaran yang ia selalu mendapatkan nilai terendah “MATEMATIKA” seolah-olah menjadi momok terbesar untuknya, padahal kemempuan fisikanya no 1 di kelas, tapi matematika penuh dengan tanda tanya #nahloh?
Owi POV
Pukul 10.00, “udah 40.176.000 detik gue nungguin senyuman yang tulus dari bibir lo itu Lii, senyuman yang tulus yang lo tunjukin buat gue” batin Owii
Flashback
“sorry gue ngga sengaja” ucap gadis tomboy yang masih membereskan tumpukan buku yang baru saja dijatuhkannya, tanpa memandang kepada yang tadi bertabrakan (?) dengannya
Owi pov
DEG! Ah suara itu, kenapa jantung gue jadi senam kaya gini?
“iyah ngga papa, gue justru yang harus minta maaf” ucap Owii sambil membantu merapikan buku-buku Liliyana
“makasih banyak yah” ucap Liliyana disertai senyuman termanisnya
Flashbck end
Owii berlari-lari ke kelasnya tanpa memperdulikan yang lain sedang memperhatikannya, karena sekarang yang ada dibayangannya adalah senyum termanis dari seorang cewe yang selalu ia perhatikan, bahkan ia selalu menghitung detik demi detik saat mereka bertemu.
“woy, kenapa lagi Lo bro kemaren ngelamun sekarang senyum-senyum gini, gue jadi maikn curiga sama Lo” ucap Ahsan merasa bingung
“San pegangin gue dong” pinta Owii sambil matanya menatap ke atas
Ahsan menyerngitkan alisnya “isshh Lo kenapa sih Wii minta dipegangin”
“aahh gue terbang melayang-layang tau San” ucap Owii antusias #eh bisa dibilang lebay sih :p
“aduuh Wii gue makin bingung sama Lo, Lo kenapa lagi ini sih make terbang melayang-layang segala! Apanya yang melayang? Orang ini kaki lo masih nginjek bumi” ucap Ahsan diantara kebingungan yang masih melandanya (?) #author setres ini ahaha
Owii tak memperdulikan ucapan sahabat karibnya itu, karena sekarang yang ada dibayangannya adalah seyuman seorang ketua ekskul di SMAnya, ya siapa lagi kalau bukan “LILIYANA NATSIR”
“ah jangan bilang lo gila kaya gini karena Liliyana bro” Ahsan menebak-nebak
Saat mendengar kata ‘Liliyana’ pandangan Owii seketika menuju kepada Ahsan.
Dan Owii hanya mengguk antusias
“aaahh Gue masih ngga abis fikir sama Lo bro, mau sampe kapan Lo gila kaya gini terus, mandengin Dia dari belakang, senyum-senyum sendiri saat Dia trsenyum. Ya walaupun senyuman itu bukan buat Lo sih, ahahaha” tawa ahsan meledak-ledak (?)
“iyah sih bro, tapi sayang keberanian Gue masih belum cukup buat ngungkapin semua perasaan Gue”
“wah, masa seorang ketua futsal yang digandrungi banyak cewe jadi kaya gini sih bro, Lo sama sekali ngga ngebuka hati Lo buat cewe-cewe yang lain. Banyak cewe-cewe yang ngejar-ngejar Lo bro, itu gue liat si Michelle anak chers juga mantep tuh bro diliat dari fisiknya, dia ngga cape-cape juga ngejar-ngejar lo” ucap ahsan antusias, namun Owii hanya menjawabnya dengan sebuah senyuman tipis yang dipaksakan dan hanya menjawab yang sekrang ada dihatinya
“sorry San tapi hati Gue ada satu nama, yaitu Liliyana” jawab Owii dengan senyuman yang tulus
“terus kenapa Lo ngga pernah berani buat ngungkapi semua perasaan Lo sama dia bro” ucap Ahsan antusias
“Lo tau kan, banyak anak-anak yang bilang kalau Liliyana sekarang dari dulu sampe sekarang itu deket banget sama Hendra, bahkan banyak anak-anak yang bilang kalau mereka berdua jadian” ucap Owii kecewa
“apa Lo yakin sama gosip-gosip itu bro?” ucap Ahsan
“Gue ngga yakin bro sama berita itu bahkan menurut Gue ngga ada yang pasti dari gosip itu” ucap Owii menganalisa (?)#authornya gila :p
“nah itu dia bro, JIKA TIDAK ADA YANG PASTI, MAKA SEMUANYA MUNGKIN! Kenapa Lo ngga berharap yang lebih baik buat Lo bro, menduga keburukan itu hanya akan melemahkan semangat kita! Live is good, anything is possible” ucap Ahsan berapi-api (?)
Owii pun menepuk punggung Ahsan “thanks bro”
“Na, Kakaknya pulang duluan yah nanti formulir pendaftaran olimpiadenya kamu fotokopy segera yah, soalnya harus cepet kita bagiin” ucap Hendra sambil melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 16.30 wib.
“siap my brother” ucap ketua ekskul himpunan siswa peminat matematika tersebut, yang tak lain adalah Liliyana Natsir, gadis yang terkenal memiliki IQ kedua terbesar disekolah setelah Hendra sang sepupu.
“ahaha siip Na, kakak duluan yah Na, kunci ruangan sekretariatnya ada diatas proposal acara kibar matematika Na” ucap Hendra seraya pergi Liliyana hanya mengangguk-angguk karena ia sedang sibuk merapikan berkas-berkas yang ada didepannya.
“semuanya udah siap, tinggal difotocopy terus pulang” ucap Liliyana sumringah sambil mengoleskan gel rambut kepada rambut cepaknya yang sudah kelihatan lepek (?)
“Mas Owii ngga ada kembaliannya, ngga ada uang pas?” ucap seoarang pejual air meineral di depan sekolah Owii
“ngga a....” perbincangan Owii seketika terputus, ia langsung berlari menuju sumber yang tengah mengalihkan konsentrasinya saat sedang mengenggak air mineral
“Na kamu ngga papa? Kenapa bisa jatuh? Tanya Owii khawatir
“awww.... sakit Wii” rintih Liliyana kesakitan
Kemudian Owii langsung menggedong tubuh Liliyana didalam dekapannya (?)
“ehh, mau kemana Wii” seru Liliyana kaget
“ngobatin kaki kamu Na, udah jangan banyak gerak dulu” tutur Owii dengan jelas
Owii terus melaju (?) menuju ruang UKS, saat ia menggendong tubuh Liliyana wajah Liliyana terlihat merah merona, detak jantung Owii tak karuan, rasanya semakin cepat berdetak.
Owii kemudian menurunkan tubuh Liliyana di atas ranjang yang ada di uks, dan kemudian dengan sigap ia mengambil obat-obatan yang ada di kotak P3K, #ceritanya ini selain Owii jadi ketua ekskul futsal dia juga aktif di PMR ahaha, authornya gaje :D
“Awww....” rintih Liliyana semakin kesakitan saat Owii menarik kakinya (?)
“tahan ya Lii, dikit lagi ko, kaki kamu kekilir soalnya” jawab Owii yang masih berkonsentrasi mengobati kaki Liliyana
Dan tanpa disadari oleh keduanya, tangan Liliyana memegang erat pundak Owii
“gimana Na sakitnya udah agak mendingan?” yang sudah selesai mengobati kaki Liliyana
“udah ko Wii, makasih banyak yah” Liliyana tersenyum manis kepada Tontowi, dan dengan tangannya yang masih memegang pundak Tontowi, pandangan mereka berdua bertemu
“woyy Wii....” ucapan Ahsan terhenti saat ia melihat pemandangan yang tak biasa dilihatnya #pemandangan apaan ka? *tanya ii berkepo-kepo ria,. Yee kamu yang bikin ceritanya de :/, ahaha #abaikan
Tangan Liliyana langsung melepas pundak Tontowi, seketika mereka langsung menoleh dan menghentikan aktifitas berpandang-pandangan ria tu (?)
“hehehe, maaf gue ganggu yah?” lanjut Ahsan, sedangkan Tontowii dan Liliyana terlihat salah tingkah
“wii, ini kunci motor Lo, tadi jatuh dilapangan. Gue sekarang mau balik dulu ya, nyokap gue udah telfon tadi, oh iyah kalian kenapa? Ko ada di uks” Ahsan mulai kepo
“hhehe ini tadi Owii nolongin gue San, tadi gue jatuh didepan sekolah dan kaki gue kekilir, makanya sekarang kita ada didepan uks” tutur Liliyana
“owh, terus sekarang gimana naudah mendingan belum?” tanya Ahsan
“udah ko San, temen lo berbakat juga yah jadi tukang urut ahahhaha” tawa Liliyana pecah
“ahaha iyah Na bener, di futsal juga dia jadi langganan urut anak-anak futsal Na ahaha” tawa Ahsan pecah
“Na, wii Gue pulang duluan ya, nyokap Gue udah sms” lanjut Ahsan seraya melihat layar hpnya
“hati-hati San” ucap Owii dan Liliyana berbarengan
“ahahaha iyah” Ahsan tertwa terbhak-bahak melihat ekspresi kedua temannya
Author pov
Saat Ahsan sudah meninggalkan ruang uks, suasana di dalam ruang uks kembali terlihat canggung, keduanya masih sama-sama diam, dan Tontowi memecahkan keheningan
“tadi kenapa bisa jatuh gitu Na? Tanya Tontowi
“ahaha tadi Gue mau fotocopy formulir pendaftaran olimpiade matematika Wii, dan mata Gue fokus meriksa itu formulir ampe Gue ngga sadar kalau di depan Gue ada batu, dan akhirnya Gue nyandung batu itu deh hhehe” Liliyana nyengir kuda
“hmmm, kamu ini Na. Makanya lain kali hati-hati liatnya kedepan” ucap Tontowi sambil geleng-geleng
“hhehe iyah Wii” jawab Liliyana cengengesan
“iyah Yana” senyum Tontowi seraya mengacak-ngacak rambut cepak Liliyana.”oh iyah kan kamu bilang tadi kamu mau fotocopy kertas formulir, tapi Aku lupa ngambil kertas itunya Na, soalnya tadi Aku khawatir makanya langsung gendong kamu kesini” jelas Tontowi, n Liliyana masih cengengesan (?) “ya udah Aku ambil kertasnya dulu ya Na” Tontowi beranjak pergi, namun Liliyana menahannya
“ngga usah Wii, masih ada satu lagi di ruang sekretariat ekskul” ucap Liliyana
‘oh ya udah iyah Na, keadaan kamu udah agak mendingan kan? Tanya Owii lagi
“iyah Wii udah ko” jawab Liliyana
“hhehe, Na udah sore aku anterin kamu pulang yah Na, kamu juga jalannya masih agak sakit deh kayaknya Na” tawar Owii
“ah ngga usah Wii, nanti tambah ngerepotin kamu. Nanti aku telfon orang rumah ajah suru jemput kesini”ucap Liliyana
“udah sore Na, nanti nunggunya lama, Kamu harus cepet istirahat, aku anterin kamu ajah yah?” tutur Owii
Liliyana tampak berfikir “hmm, ya udah deh iyah. Tapi aku keruang sekretariat dulu yah Wii, mau ngambil formulir yang satu laginya” ucap Liliyana
Kemudian Liliyana turun dri ranjang namun saat ia hendak berjalan kakinya masih terasa sakit dan tubuhnya agak kurang menjaga keseimbangan hingga ia hampir jatuh.
“awas Na!” tontowi dengan sigap menyanggah tubuh Liliyana yang hampir jatuh, “hmm kamu ini susah dibilangin, ya udah aku anter kamu ngambilnya yah Na” ucap Owii halus
“hhehe iyah Wii, sekali lagi makasih yah” wajah Liliyana kembali telihat merah merona
Kemudian Owii memapah tubuh Liliyana dan mereka berdua berjalan meuju ruang sekretariat hisma #hisma = himpunan siswa peminat matematika
Dari waktu kewaktu hubungan Owii dan Liliyana semaikin dekat, setiap malam rabu, kamis, dan sabtu Owii selalu rutin datang ke rumah Liliyana entah untuk belajar matematika, dan lain-lain. Dan Owii juga sudah akrab dengan anggota keluarga Liliyana yang tinggal di rumah Liliyana, dengan Ibu dan Ayah Liliyana juga kakak kandung Liliyana.
“yang ini udah ngerti kan Wii, jadi caranya itu kamu kaliin dulu terus tinggal kamu bagi ajah sama jumlah N nya” tutur Liliyana menjalelaskan materi matematika yang mereka pelajari
“oh gitu caranya Lii” Owi manggut-mangut “siap bos!” kemuadia ia mengangkat tangan kanannya kedekat pelipis matanya
“berarti siap kan besok matematikanya ngga boleh dibawah KKM lagi” ancam Liliyana
“siap Lili” Owii mencubit gemas pipi Liliyana #iinya juga kutan nyubit dong L ahaha
“iisshh apaan sh Wii” ucap Liliyana dengan lirikan sinis
“yee itu mukanya jangan merah dong Na lucu tau :p” ledek Owii
“woy gila bro dahsyat Lo, keajaiban apa yang turun sma Lo bro” ucap Ahsan berbunga-bunga
“ahaha iyah dong, Lo jangan ngatain gue ‘mr.9 kali remed’ lagi bro” pinta Owii
“ahahaha” tawa Ahsan pecah seketika “iyah bro tenang jelas ngga lah” lanjut Ahsan
“eh, ngomong-ngomong Gue masih kaget nih bro, nilai ulangan Lo di atas rata-rata, Lo bimbel atau gimana bro?” Ahsan mulai kepo “mau tau San?” goda Owii
“iihh gue serius Wii, bimbel mana yang bisa bikin Lo jadi suka sama matematika?” ucap Ahsan menganalisa
“wuu enak ajah Lo, masa iyah gue ngga berubah-berubah san” Owii menoel kepala Ahsan “hhehe tapi ini sekarang Gue nanya serius nih Wii Lo bimbel dimana?”
“hhehe Gue ngga bimbel ko San” jawab Owii
“serius Lo bro?” Ahsan masih belum percaya
“serius lah, selama ini Gue diajarin matematika sama Liliyana San” jawab Owii mantap
“apa???” mulut Ahsan menganga masih belum percaya
“iishh, kenapa Lo heboh gitu San, iyah Ahsan si cimimit-cimit sayang mama papa polepel ahaha” ucap Owi terbahak-bahak
@rumah Liliyana
Owii memberikan secarik kertas hasil ulangan matematikanya
“apan ini Wii” tanya Liliyana penasaran
“liat ajah Na” senyum Owii sumringah
Kemudian Liliyana membuka kertas yang dilipat itu, dan betapa bahagianya dia saat melihat tulisan TONTOWI AHMAD = 81, sampai-sampai Liliyana tak menyadari kalau butiran air mata mengalir dipipinya
“Na kenapa? Ko nangis? Kamu kurang puas ya sama hasilnya? Ucap Owii lirih
Liliyana sekatika langsung mengusap air matanya kemudian mnggelengkan keplanya “ngga ko Wii, ngga justru aku nangis karena aku bahagia Wii, kamu hebat hasil kamu ngga ngecewain” ucap Liliyana meyakinkan Owii
“bener Na? Bukan karena kamu kecewa sama hsailnya kan?’ Owii masih memastikan
“iyah bener Wii” jawab Liliyana disertai senyum
“berarti sekrang resmi dong Na?” senyum jahil wii muncul
“eh?” Liliyana menaikkan alisnya
Flashback
Pandangan mereka berdua bertemu saat mereka sama-sama mengambil pensil yang terjatuh,
“Na” Owii memecah keheningan
“iyah Wii” jwab Liliyana
Saat itu Owii menggenggam tangan Liliyana, mereka berdua dapat merasakan apa yang dirasakan lawan duduknya masing-masing. “Na, aku sayang sama kamu, bisa bersamamu itu, itu suatu anugerah terindah dalam hidupku Na, udah lebih dari satu tahun aku memendam semuanya Na, kamu mau ngga jadi pacar aku Na” ucap Owii mantap
Entah kejaiban apa yang mengubah keberanian Owii untuk mengungkapkan semuanya, dan entah kekuatan apa yang mendorngnya? Liliyana masih tetap bungkam tak masih tak percaya dengan apa yang tengah ia dengar.
“Na” tegur Owii membuyarkan lamunan Liliyana
“eh, iyah Wii” ucap Liliyana gelagapan
“jadi?” tanya Owii penasaran Namun Liliyana tak kunjung menjawab, ia menundukkan wajahnya “maaf Na, kalau ini bikin kamu kaget kaya gini, tapi jujur aku ngga sanggup buat mendem semuanya Na, aku ngerti ko kamu pasti butuh waktu buat jawabnya Na” ucap Owii diserati senyuman manisnya #ahahaii author kelepek2 ahaha *abaikan
Liliyana kemudian mengakkan wajahnya, ia menatap Owii dalam. “aku bakalan jwab semuanya saat kamu bisa naklukin semua remedial matematika kamu n kamu bisa dapet nilai ulangan harian kali ini ngga ngecewain” jawab Liliyana disertai senyum
“pasti Na, Aku bakalan laukin itu semua. Aku janji ngga bakalan ngecewain kamu na” jawab Owii penuh keyakinan
“iyah Wii, aku percaya sama kamu” jawab Liliyana disertai senyum dan anggukan “ya udah mana materi yang kamu masih belum ngerti” Liliyana mengganti topik pembicaraan
Kemudian Liliyana melanjutkan materi yang dijelaskannya
“yang ini udah ngerti kan Wii, jadi caranya itu kamu kaliin dulu terus tinggal kamu bagi ajah sama jumlah N nya” tutur Liliyana menjalelaskan materi matematika yang mereka pelajari
“oh gitu caranya Lii” Owi manggut-mangut “siap bos!” kemuadia ia mengangkat tangan kanannya kedekat pelipis matanya
“berarti siap kan besok matematikanya ngga boleh dibawah KKM lagi” ancam Liliyana
“siap Lili” Owii mencubit gemas pipi Liliyana #iinya juga kutan nyubit dong L ahaha
“iisshh apaan sh Wii” ucap Liliyana dengan lirikan sinis
“yee itu mukanya jangan merah dong Na lucu tau :p” ledek Owii
Flashback end
Author pov
Malam ini semua kebahagiaan Owii n Liliyana bertumpah (?) menjadi satu,
“kamu nerima aku bukan karena nilai kan Na?” tanya Owii yang sekarang mendekap Yana erat
“ngga ko Wii, aku nerima kamu bukan karena nilai kamu, dan juga bukan karena matematika” seyum Liliyana di dalam dekapan Owii
“Na aku boleh nanya sesuatu sama kamu?” tanya Owii
“boleh dong mau nanya apa Wii” ucap Liliyana mendongakkan kepalanya melihat Owii
“dihati kamu cuma ada aku seorang kan Na?” tanya Owii ragu
“kamu masih belum percaya sama aku Wii” Liliyana melepaskan pelukan Tontowi
“ngga Na bukan kaya gitu” Tontowi kembali menarik Liliyana kedalam pelukannya
“terus?” tanya Liliyana
“kamu ngga ada hubungan apa-apa kan dengan ka Hendra?” tanya Owii hati-hati
Sontak Liliyana tertawa mendengar pertanyaan Tontowi
“ahaha ya ngga lah Wii, aku sama ka Hendra itu masih sepupu, kita berdua masih bersaudara, tapi kalau ngga mah, ehmmm ya mana tau?” Liliyana tersenyum jahil
“maksud kamu? Kalau ka Hendra bukan saudara kamu, kamu bakalan jadian sama ka Hendra?” tanya Owii yg lebih dahulu melepas pelukannya dan kemudian mencengkram erat pundak Liliyana
“kalau iyah kenapa? Dan kalau ngga juga kenapa?” tanya Liliyana jahil
“Na! Jangan bikin aku rapu lagi Na” lirih Owii
“ahaha kamu percaya itu Wii? Ngga ko sayang aku ngga punya perasaan apa-apa sama ka Hendra, percaya deh :D” Liliyana meyakinkan
“yakin!!” Tontowi meyakinkan
“iyah Owii, dengerin nih yah ‘aku juga sayang sama kamu TONTOWI AHMAD’ “ jawab Liliyana
Kemudian Tontowi kembali menarik Liliyana kedalam pelukannya
“maksih banyak yah Na, aku sayang banget sama kamu” jawab Owii seraya mengecup mesra kening Liliyana
“wuiiissh sadap Lo bro, bisa naklukin hati seorang LILIYANA NATSIR cewe tertomboi sekaligus terpintar di sekolah ini, ngga sia-sia Lo ngitungin tiap detik penantian Lo buat ngedapetin cinta dia” ucap Ahsan terkagum-kagum
“hhehe iyah bro, thanks buat nasehat Lo waktu itu, gue yakin lo bisa pasti bisa dapetin Greys ahahayy” goda Owii
“aaahh Apaan sih Lo wWii” elak Ahsan
“ahaha baru liat gue ada cowo pipinya merah gitu :P” ledek Owii
THE END

You Might Also Like

0 komentar